metode-metode fitokimia
Pada tahun – tahun terakhir ini fitokimia
atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri,
berada di antara kimia organic bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta
berkaitan erat dengan keduanya. Bidang perhatiaanya ialah aneka ragam senyawa
organic yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaotu mengenai struktur
kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismrnya, penyebarannya secara
alamiah dan fungus biologisnya.
Pada semua pekerjaan tersebut diperlukan metode pemisahan, pemurnian dan
identifikasi kandungan yang terdapat dalam tumbuhan yang sifatnya berbeda –
beda dan yang jumlahnya banyak itu. Jadi, kemajuan pengetahuan kita mengenal
fitokimia berkaitan langsung dengan keberhasilan memanfaatkan teknik yang sudah
dikenal dan meneruskan pengembangan teknik baru untuk memecahkan masalah yang
menonjol bila timbul. Salah satu tantangan fitokimia berkaitan langsung dengan
keberhasilan memanfaatkan teknik yang sudah dikenal dan meneruskan pengembangan
teknik baru untuk memecahkan masalah yang menonjol bila timbul. Salah satu tantangan fitokimia ialah melaksanakan
semua pekerjaan dengan menggunakan bahan bahan yang makin lama makin sedikit.
Sering pemecahan masalah biologi, misalnya pengaturan tumbuh tanaman, biokimia
antaraaksi tumbuhan-hewan atau pemahaman asal fosil tumbuhan, bergantung pada
identifikasi sejumlah struktur kimia yang rumit yang mungkin saja hanya
tersedia beberapa mikrogram untuk ditelaah.
I.
1.
§ Metode pemisahan
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan
terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi
atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu adalah:
kromatografi kertas (KKt), kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas
cair (KGC) dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).
Pemilihan teknik kromatografi sebagian
besar bergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian senyawa yang akan dipisah.
KKt dapat digunakan terutama bagi kandungan tunbuhan yang mudah larut dalam
air, yaitukarbohidrat, asam amino, basa asam nukleat, asam organic dan senyawa
fenolat.
KLT merupakan metode pilihan untuk
pemisahan semua kandungan yang larut dalam lipid, yaitu lipid, steroid,
karotenoid, kuinon sederhana dan klorofil. Sebaliknya, teknik ketiga, yaitu
KGC, penggunaan utamanya ialah pada pemisahan senyawa atsiri yaitu asam lemak,
mono dan seskuiterpen , hidrokarbon dan senyawa belerang. Tetapi, keatsirian
kandungan tumbuhan yang bertitik didih tinggi dapat diperbesar dengan
mengubahnya menjadi ester atau eter trimetil sitil sehingga hanya ada sedikit
golongan yang sana sekali tidak cocok untuk dipisahkan dengan cara KGC.
Cara lain, yaitu KCKT, dapat memisahkan
kandungan yang keatsiriannya kecil. KCKT adalah suatu metode yang menggabungkan
keefisienen kolom dan kecepatan analisis.
Disamping itu, perlu dikemukakan bahwa ada
tumpang tindih pada penggunaan teknik di atas. Sering gabungan KKt dan KLT, KLT
dan KCKT, atau KLT dan KGC mungkin merupakan pendekatan terbaik untuk
memisahkan golongan senyawa tumbuhan tertentu.
- Kromatografi kertas
Keuntungan utama KKt ialah kemudahan dan kesederhanaannya pada pelaksanaan
pemisahan yaitu hanya pada lembaran kertas saring yang berlaku sebagai medium
pemisahan dan juga sebagai penyangga.
- Kromatografi lapis tipis
Bila KLT dibandingkan dengan KKt, kelebihan khas KLT ialah keserbangunan,
kecepatan dan kepekaannya. Keserbangunan KLT disebabkan oleh kenyataan bahwa di
samping selulosa, sejumlah penjerap yang berbeda – beda pada pelat kaca atau
penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi. Satu kekurangan KLT yang asli
ialah kerja pe nyaputan pelat kaca dengan penjerap. Kerja ini kemudian agak
diringankan dengan adanya penyaput otomatis.
- Kromatografi gas cair
Prinsip KGC tidaklah rumit dari prosedur kromatografi
yang lain.KGC mempunyai empat bagian utama;
1. kolom berupa pipa kecil
yang panjang, biasanya terbuat dari logam yang berbentuk gulungan untu
menghemat ruang.
2. pemanas disediakan untuk
memanaskan kolom secara meningkat, mulai dari 50 sampai 350 C dengan laju beku.
3. aliran gas terdiri atas
gas pembawa yang lembam seperti nitrogen dan argon.
4. gawai pendeteksi
diperlukan untuk mengukur senyawa ketika senyawa itu dialirkan kedalam kolom.
- Kromatografi cair kinerja tinggi
KCKT disamakan dengan KGC dalam hal
kepekaan dan kemampuannya menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif dengan
sekali kerja saja. Perbedaanya ialah fase diam yang terikat pada polimer
terdapat dalam kolom baja tahan karat yang bergaris tengah kecil, dan fase
gerak cair mengalir akibat tekana yang besar.
I.
1.
§ Metode identifikasi
Pada identifikasi suatu kandungan
tumbuhan, setelah kandungan itu diisolasi dan dimurnukan, pertama – tama harus
kita dahulu golongannya, kemudian barulah ditentukan jenis senyawa dalam
golongan tersebut.sebelum itu, senyawa harus membentuk bercak tunggal dalam
beberapa system KLT atau KKt.
Golongan senyawa biasanya dapat ditentukan
dengan dengan uji warna penentuan kelarutan, bilangan Rf dan cirri spectrum UV.
Uji biokimia dapat bermanfaat juga: adanya glukosida dapat dipastikan dengan
hidrolisis yang menggunakan β-glukosidase, adanya glukosida minyak amandel
dengan hidrolisis yang menggunakan mirosinase dan sebagainya. Untuk senyawa
pengatur tumbuh, uji biologi merupakan bagian identifikasi yang penting.
Identifikasi lengkap dalam golongan senyawa
bergantung pada pengukuran sifat atu ciri lain, ang kemudian dibandingkan
dengan data dalam pustaka . sifat yang diukur termasuk titik leleh (untuk
senyawa padat), titik didih (untuk cairan), putaran optic (untuk senyawa aktif
optic), dan Rf atau RRt (pada kondisi baku). Tetapi data mengenai senyawa
tunbuhan yang sama ialah cirri spektrumnya, termasuk pengukuran spectrum Uv,
inframerah (IM), resonansi yang perrnah diketahui dapat diidentifikasi
berdasarkan data di atas. Untuk pemisahan akhir harus dilakukan pembandingan
langsung dengan senyawa autentik (bila ada). Bila senyawa autentik tidak ada,
pembandingan seksama dengan data pustaka sudah cukup untuk identifikasi. Bila
menjumpai senyawa baru, senyawa baru, pemastian identitas sebaiknya dengan penguraian
kimia atau dengan mensistesis senyawa tersebut.
Identifikasi senyawa tumbuhan baru dengan
kristalografi sinar-X sekarang sudah menjadi rutin dan dapat dilakukan bila
senyawa itu cukup jumlahnya dan berbentuk kristal. Cara ini terutama sangat
bermanfaat pada kasus terpenoid runit karena dengan cara ini dalam sekali kerja
saja kita dapat menentukan sekaligus struktur kimia dan stereokimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar