Ekstraksi
Menurut F1 IV, ekstrak
adalah kesediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstrasi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Sebagaian besar
ekstrak di buat dengan mengekstrasi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh
perkolat biasanya dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan
agar bahan utama obat sesedikit mungkin terkena panas.
Ekstrak cair adalah
sediaan cair simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut, pengawet
atau kedua-duanya. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi,
tiap mililiter ekstrak mengandung bahan aktif dari 19 simplisia yang memenuhi
syarat.
Menurut literature
lain, ekstrak ada tiga macam yaitu :
1. Ekstrak kering (siccum)
2. Ekstrak cair (liquidum)
3. Ekstrak kental (spissum)
Yang dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai di luar
pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak erring harus mudah digerus menjadi
serbuk. Cairan penyari yang dipakai adalah air, efer, serta campuran etanol dan
air. (Syamsuni, 2006).
Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat di
simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi dan hal ini
memudahkan zat berkhasiat dapat diatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat
distandardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadr zat berkhasiat dalam
simplisia sukar didapat yang sama.
Tujuan utama ekstraksi ialah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin
zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan (concentrata) dari zat-zat yang tidak
berfaedah, agar lebih mudah dipergunakan (kemudian disbsorpsi, rasa, pemakaian,
dan lain-lain) dan disimpan dibandingkan somplisia asal, dan tujuan
pengobatannya lebih terjamin.
Kerana pada umumnya zat berkhasiat dalam simplisia dan cairan penarik
tertentu (tunggal/campuran), yang kelak dapat menghasilkan bermacam-macam
preparat galenik, sesuai dengan pengolahannya. Misalnya infusa, decocta,
mcerata, tincture, resin dan lain-lain. Suhu penarikan juga mempengaruhi hasil
penarikan.
(Moh. Anief, 1988).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar